Jumat, 20 November 2015

Alam Yang Tidak Akan Pernah Berubah

Mari kita berpegang teguh pada harapan yang kita akui

Antara iman dan penglihatan selalu tidak ada keseimabngan. Manusia yang jiwani hidup berdasarkan penglihatan dan panca inderanya, dan ia hanya pada panca inderanya. tetapi dalam kehidupan Kristiani, yaitu kehidupan rohani,justru kita tidak boleh mengandalkan panca indera. Di 2 Korintus 5:7 dikatakan " Sebab hidup kami ini adalah karena percaya , bukan karena melihat."
Kita hidup tidak  mengandalkan panca indera, tetapi iman kita. Iman mengacu kepada dunia yang abadi dan tidak kasat mata, dan tidak mengalami perubahan. Dunia yang dirasakan semua panca indera kita senantiasa berubah. Sifatnya sementara, tidak stabil, tidak permanen dan tidak bisa dipercaya. Dengan iman kita berhadapan dengan dunia yang berbeda, suatu dunia dari realita yang kekal dan kebenaran abadi.

Bagaimana kita meresponi tekanan-tekanan yang diijinkan Tuhan dalam kehidupan akan menentukan apakah kita lebih mengandalkan semua indera atau mengandalkan iman. Apabila kita mencabut pengakuan iman karena kegelapan yang melanda, maka itu berarti kita lebih mengandalkan panca indera kita. Sebab di dalam iman tidak ada sedikitpun kegelapan. Iman tidak mengandalkan indera kita, karena ia melihat menggunakan mata batin yang rohani ke dalam suatu dunia yang tak pernah menggunakan seorang Imam Besar yang tidak pernah berubah. Berikut ini komentar Yakobus mengenai hal tersebut:

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan jangan sama sekali bimbang, sebab orang yang bimbang sama seperti gelombang laut, yang diombang ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah ia mengira akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya. (Yakobus 1:6-8)

Ayat ini menggambarkan orang yang bimbang ragu. Pada mulanya ia siap untuk meminta, dengan menyakini dan tidak ragu-ragu. Tetapi ia tidak berpegang teguh. Akhirnya ia terhempas ke sana ke mari, terombang ambing oleh gelombang. Obat penawarnya berpegang teguh pada pengakuan  kita tanpa ragu-ragu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar